Buku 12 BULAN DALAM SUASANA RAMADAN, Kumpulan Khotbah Kekinian adalah upaya kecil penulis untuk melakukan dakwah bilhal dengan berkontribusi di dunia literasi. Tak hanya bicara kajian tentang Al-Qur’an dan hadits, buku ini juga mengusung isu-isu kekinian, termasuk perang Palestina vs Israel. Karena itulah buku ini layak dibaca bukan hanya oleh para pendakwah pemula, tetapi juga bagi para pembaca pada umumnya.
Buku “50 Hadis Pilihan (Ulasan Singkat Untuk Memahami Materi-materi Musabaqah Hifdz Al-Hadits Tingkat Provinsi ataupun Tingkat Nasional)” ini, dengan ulasan singkat yang disajikan secara apik oleh penulisnya, membawa kita untuk melihat Hadis-hadis pilihan dari berbagai sudut pandang yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Ini akan menjadi referensi yang sangat berharga bagi para calon peserta seleksi Tilawah Al-Qur’an dan Hadis Tingkat Provinsi ataupun Tingkat Nasional, serta bagi siapapun yang ingin memperdalam pemahaman terhadap Hadis-hadis Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Hadis-hadis yang kami pilih merupakan beberapa materi yang biasa dilombakan dalam kegiatan Seleksi Tilawah Al-Qur’an dan Hadis Tingkat Provinsi ataupun Tingkat Nasional. Dalam buku ini kami berusaha untuk memberikan penjelasan singkat terkait dengan analisis sanad dan takhrij Hadis dengan harapan materi yang disampaikan mudah untuk dipahami sebelum dihafalkan matan Hadisnya. Materi-materi Hadis yang ada di buku referensi ini juga menjadi salah satu bahan ajar di Pondok Pesantren Salafiyah Wustha Baitul Qur’an Mataram. Semoga Hadis-hadis ini dapat menjadi sumber inspirasi, petunjuk, dan motivasi bagi kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
This book focuses on one area which is Dusun community in Sabah, Malaysia with several updates during past few years, and hopefully will be continued by publishing the other books on the struggle of Kasepuhan Ciptagelar in West Java and Urak Lawoy (Chao Lay) in Phuket, Thailand. The basic idea of the research was started from a deep sympathy for indigenous groups which are often neglected, and even displaced from theirancestral land for the sake of various modern and global interests such as “economic development”, conservation projects and many other contemporary discourses, including a Dusunic group living on the foot of Mount Kinabalu, Sabah, Malaysia. However, another main spirit of the book is; believing that marginalized indigenous groups are not merely passive in dealing with pressures coming from external forces, but they are productively creating tactics and strategies to response those pressures throughout their histories. In Sabah, Bundu Tuhan Dusun community has exercised, borrowing Foucoult and LeFebre term; heterotopic tourism as a conscious strategy to deal with the majority religio-political group, state policies and also tourism industry itself.
Buku yang mengkaji dan meneliti pemikiran Ibnu Rusyd, seorang filsuf besar atas karya fiqihnya yang terkenal di dunia “Bidayah al Mujtahid”, oleh seorang perempuan dari pesantren tradisional, sungguh amat menarik, bahkan boleh dikatakan mengagumkan. Sepanjang yang saya ketahui, kitab “Bidayah al Mujtahid wa Nihayah al Muqtadhid” ini tidak dijadikan bahan pengajian dan referensi dalam Bahtsul Masail di Pesantren-pesantren tradisional. Boleh jadi ia dianggap “Ghair Mu’tabar”. Lebih dari itu tokoh ini dikenal sebagai kritikus besar terhadap Imam Abu Hamid al Ghazali, tokoh panutan dalam Aswaja atas karyanya “Tahafut al Falasifah” (Kerancuan berpikir kaum filsof). Ibnu Rusyd menulis bantahan sekaligus mengkritik al Ghazali melalui bukunya “Tahafut al Tahafut” (Kerancuan buku Tahafut). Afwah Mumtazah tampaknya menyimpan gelisah atas realitas berkembangnya pandangan keagamaan konservatif tekstualis radikal yang dihadapinya. Ini kegelisahan seperti yang dialami Ibnu Rusyd pada masanya. Ahli Hukum sekaligus Hakim Agung ini menulis buku ini di tengah-tengah merebaknya pemikiran keagamaan konservatif-tekstualis bahkan cenderung ke arah fundamentalistik. Dalam banyak forum pengajian para ahli fiqh tersebut menganjurkan keharusan masyarakat agar bertaklid kepada mazhab-mazhab fiqh yang ada dan tidak patut berijtihad. Aktifitas intelektual model ini telah tertutup.
Buku ini adalah kumpulan tulisan yang penulis tuliskan dalam berbagai kesempatan, ruang, waktu dan tempat. Sejak enam tahun lalu. Di rumah, kampus, masjid, kantin, pesawat, dan sebagainya. Di Jambi, Jakarta, Kalimantan Timur dan Yogyakarta. Tulisan-tulisan ini, sebagian besar sudah penulis post di blog pribadi penulis dan bisa diakses publik pada link ahmadfikrisyarif.blogspot.com
Buku ini akan menyajikan panduan untuk menerapkan growth mindset Islami dalam kehidupan sehari-hari. Pembahasan ini mencakup panduan Al-Qur’an dan Hadis dalam membangun pola pikir yang optimis dan proaktif. Setiap bab dirancang untuk memberikan gambaran mendalam tentang bagaimana Islam mengajarkan umatnya untuk selalu berusaha meningkatkan kualitas hidup dan mengatasi tantangan.
Di dalam buku ini juga disertakan berbagai kisah dari kehidupan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat yang menggambarkan pentingn ya growth mindset dalam menghadapi kemiskinan. Kisah-kisah tersebut akan menjadi inspirasi dan motivasi bagi umat Muslim agar berusaha sekuat tenaga untuk memperbaiki kondisi hidup mereka.
Buku ini akan menjelaskan bagaimana perubahan pola pikir dapat menjadi kunci untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan. Melalui perubahan mindset, umat Islam diharapkan mampu mencapai kesejahteraan yang diridhai Allah SWT.
Melalui buku ini, penulis berharap dapat memberikan panduan bagi umat Islam untuk mengembangkan growth mindset Islami dalam menghadapi kemiskinan. Diharapkan, pembaca dapat memahami bahwa kemiskinan bukanlah hal yang harus diterima begitu saja, tetapi tantangan yang bisa diatasi dengan usaha dan keyakinan. Semoga buku ini bermanfaat bagi semua pembaca dan menjadi motivasi untuk terus berusaha dalam memperbaiki keadaan hidup dengan semangat dan tekad yang kuat.
Merawat wajah merupakan salah satu hal yang penting bagi seseorang karena wajah merupakan hal yang akan dilihat pertama kali jika bertemu dengan orang lain. Oleh karena itu merawat wajah dengan baik sangat diperlukan agar kulit sehat dan terawat. Buku ini bisa membantu kalian dalam merawat kulit wajah terutama pewaratan wajah ala Korea. Didalam buku ini dibahas antara lain: Jenis kulit wajah, Rutinitas Perawatan Sepuluh Langkah Ala Korea, Skin Care Ibu Hamil, Skin Care Anti-Aging, Bahaya Skin Care Kadaluarsa, Masa Kadaluarsa Skin Care, Kandungan Berbahaya Dalam Skin Care, Simbol-Simbol Dalam Skin Care.
This book is the result of the author’s research which reviews the important role of language as a “tool” for expressing one’s knowledge. Another meaning of language is a statement in which knowledge is expressed verbally. Without tools, philosophically, it is difficult for knowledge to find its position as a known object. However, in such conditions, language users are actually “trapped” in the language itself as a tool to express their knowledge. Trapped in the sense that what should be the content of the statement states the result of the sensation process towards the object, instead, it states the result of the process of other sensations taken from the memory of the past. As a result, the contents of the statement do not represent the object. In these conditions it is then indicated that language is unable to represent or explain objects or reality in their entirety. Apart from that, this condition also confirms the Acceptance Theory that “something” understanding is related to other “something” within oneself. This means that something is accepted like this and like that, because within oneself there are certain preferences, both natural (intrinsic) and based on experience (extrinsic). These epistemic issues make the core of this research problem urgent to be researched.
The research book on fear and memory is the result of the author’s reflections and observations on the phenomenon of fear which is part of an epistemological problem. The reason is fear and memory are part of the human experience that involve certain sensations or impressions that give rise to ideas about fear in the mind and stored in the memory. The problem is, sometimes ideas about fear do not involve certain experiences or sensations or impressions and are simply stored in memory. That is, memories of fear as ideas in the mind are not related to the object of fear concretely so that the status of the object of fear is illusory. Furthermore, the state of fear in the mind as something mental is false ideas of fear.
This book is suitable for someone who is looking for the depth of the meaning of fear in the mind because the emergence of the idea of fear in the mind can be related to two things, simply appearing as an impulse and appearing because it is stimulated by a concrete object that is experienced. Whether consciously or not, most fearful ideas that arise in the mind just appear as an encouragement and are stored as memories in the mind. The memory of fear that originates from thought impulses is something that is unclear because it is not produced from any experience or sensation. Once again, this book is suitable for readers who are exploring and retracing ideas about fear in the mind that become memories.
Buku ini adalah catatan perjalanan hidup yang telah membentuk dan mengantar Ani Kusumadewi berdiri dan menatap dunia saat ini–sebuah dunia yang terus berkembang dan menuntut cara-cara baru untuk menjalaninya. Sejak kecil, dia telah diperkenalkan rasa bersyukur oleh berbagai kejadian hidup, melalui hal yang membuatnya tertawa bahagia maupun menangis atas kejadian demi kejadian, merasakan menerima anugerah yang sangat sangat indah dari Sang Pencipta.
Mendapati itu semua, dia merasa kewajaran dan keberpihakan alam semesta untuk diri dan keberadaan dirinya, dengan terus mengupayakan berbagai makna di dalam hidupnya. Buku ini tidak hanya penting untuk melihat kisah seorang perempuan Jakarta yang memiliki visi untuk diri, keluarga, dan untuk masyarakat, tapi juga bagaimana inspirasi yang dapat ita ambil dari cerita dari yang kita baca, dengar dan rasakan dari perjuangan seorang Ani.
Karya sastra yang termuat dalam antologi puisi dan cerpen ini memuat 60 puisi dan 11 cerita pendek dengan 58 penulis. Latar belakang penulis antologi ini adalah civitas akademika dari berbagai perguruan tinggi keagamaan Islam di Indonesia. Teori tentang sastra sebagai cerminan peristiwa di masyarakat tergambar jelas dalam karya-karya yang termuat dalam antologi ini. Dengan latar belakang perguruan tinggi keagamaan Islam, tema-tema puisi dan cerita pendek yang lahir didominasi tema religius, cita-cita, bakti kepada orang tua, dan pengharapan.
Buku ini bukan sekadar pengantar filsafat, melainkan jendela untuk menengok cara berpikir yang hidup, membumi, dan penuh kebijaksanaan. Dengan berguru pada Prof. Dr. Damardjati Supadjar — seorang guru filsafat yang kharismatik, mendalam, merakyat, sekaligus saru (eh… seru) — pembaca diajak menyelami “berfilsafat ala Indonesia” yang tidak kaku dan tak harus rumit. Di dalamnya tersaji asas, metode, dan praktik berfilsafat yang berakar pada tradisi, spiritualitas, serta pengalaman hidup. Dari kuliah di Universitas Jagad Raya sampai berfilsafat melalui humor, semua menjadi bahan refleksi filsafat yang lebih membumi. Buku ini penting untuk menginspirasi siapa saja yang ingin berfilsafat Indonesia, berfilsafat tentang Indonesia, dan memakai nalar Indonesia — dengan akal yang jernih, bisa rumongso (merasa), bukan sekadar rumongso bisa (merasa bisa).
Buku ini berisi kumpulan gagasan masyarakat Indonesia dari berbagai latar belakang terkait berbagai topik dalam ASEAN yang sangat menarik. Bagian pertama tentang diplomasi Indonesia menjelaskan soal bagaimana menghadapi ketidakpastian global, ‘built for trust, not for conflict’, peran strategis diplomasi Inonesia, melindungi ASEAN dari kejahatan transnasional, dan mengelola lingkungan berkelanjutan di ASEAN.
Bagian kedua tentang ekonomi berisi tulisan terkait penguatan ekonomi regional yang fast-growing, inklusif, dan berkelanjutan, kemudian terkait IKN Nusantara, hi-tech, dan transformasi digital, serta ‘a journey to wonderful destinations’, gagasan terkait pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif dan bagaimana menguatkan UMKM dalam ekosistem digital.
Bagian ketiga tentang pendidikan berisi tulisan tentang imajinasi baru pembelajaran pasca learning loss sebab Covid-19, pendidikan karakter untuk perdamaian global, dan bagaimana peran guru dan dosen untuk meningkatkan pendidikan di regional ASEAN. Bagian ini juga dilengkapi dengan peran bahasa dalam integrasi ASEAN.
Bagian keempat terkait moderasi beragama menyajikan tulisan terkait Islam dan religiositas di ASEAN, otoritas religius dan dialog antar agama di ASEAN, ASEAN sebagai pusat ekonomi syariah global, serta kearifan lokal untuk memajukan ASEAN, dan bagaimana melahirkan ‘bintang muda’ di ASEAN.
Sedangkan bagian kelima terkait dengan kesehatan dan literasi yang berisi tulisan tentang sehat dan berdaya perempuan ASEAN, tantangan kesehatan ASEAN pasca-pandemi, menumbuhkan literasi di ASEAN, serta kolaborasi pegiat literasi menguatkan identitas ASEAN, dan bagaimana membangun karakter kompetitif manusia ASEAN.
ASEAN, telah menjelma menjadi kekuatan ekonomi dan politik yang signifikan di dunia. Organisasi regional ini, yang dibentuk pada tahun 1967, telah berhasil membangun fondasi yang kuat untuk pertumbuhan dan pembangunan, tidak hanya bagi negara-negara anggotanya, tetapi juga bagi dunia secara keseluruhan. Buku ASEAN Jembatan Pembangunan Dunia adalah buku kedua yang telah diterbitkan oleh platform ASEAN Writers Network di bawah Perkumpulan Rumah Produktif Indonesia. Buku kumpulan tulisan ini berharga bagi para akademisi, peneliti, pengambil kebijakan, dan masyarakat umum yang ingin memahami peran penting ASEAN dalam pembangunan dunia.
Buku ini merupakan buku yang penyusun kutip dari berbagai literatur, sehingga buku ini dapat menjadi referensi utama bagi siapa saja yang ingin belajar tentang hukum bisnis. Buku ini menggunakan bahasa yang cukup sederhana, sebab penyusun berharap dari kesederhaan bahasa tersebut para pembaca akan lebih tertarik dan lebih mudah untuk memelajarinya. Selain itu, buku ini sangat berguna bagi seseorang yang memiliki jiwa wirausaha karena untuk memulai sebuah bisnis sangat diperlukan pengetahuan awal tentang hukum bisnis.
Di dalam buku ini juga diuraikan, tentang upaya guru dalam membentuk profil pelajar pancasila. Pendidikan Indonesia saat ini, Profil pelajar Pancasila menjadi acuan untuk para pendidik dalam membangun karakter serta kompetensi peserta didik. Enam dimensi profil pelajar Pancasila ini perlu di implimentasikan agar setiap individu menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. Di dalamnya, juga dilakukan upaya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, terutama dalam Tema Kearifan Lokal, Permainan Tradisional Nilai Kepribadian Bangsaku. Buktinya dengan mengajarkan kepada siswa di sanggar tentang tari lokal yang ada di Indonesia.